Biasanya tanaman obat terbagi ke dalam dua macam. Pertama, herbal yang sudah dikeringkan, atau disebut simplisia. Kedua, tanaman yang masih segar, atau langsung dipetik dari pohonnya, sehingga kadar air yang dikandungnya masih banyak. Penggunaannya bisa sebagai obat dalam (diminum/ oral) atau obat luar/ topikal (dioleskan, digosok, maupun untuk obat pijat).
Pada prinsipnya, pengobatan herbal dapat memiliki potensi efek samping yang sama dengan obat-obatan sintetis. Pengobatan herbal, yang menggunakan bagian-bagian tanaman (akar, daun, batang, dll), mengandung zat-zat aktif yang bisa saja berpotensi merugikan tubuh. Tubuh kita tidak dapat membedakan apakah zat-zat aktif itu berasal dari obat pabrik atau dari ekstrak tanaman herbal .
Beberapa tanaman herbal dapat mengakibatkan masalah serius pada orang-orang dengan kondisi tertentu, misalnya orang yang menjalani operasi pembedahan, anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia. Beberapa tanaman herbal juga berpengaruh terhadap organ-organ tertenu pada semua orang.
Diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan tanaman untuk pengobatan. Untuk meminimalkan efek samping pengobatan herbal, langkah-langkah berikut dapat dilakukan ketika kita akan menggunakan tanaman untuk pengobatan: